Sabtu, 17 Desember 2011
Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak dikehendaki. Terlepas dari alasan apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi dilakukan karena terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Apakah dikarenakan kontrasepsi yang gagal, perkosaan, ekonomi, jenis kelamin atau hamil di luar nikah. Mengenai alasan aborsi, memang banyak mengundang kontroversi. Ada yang berpendapat bahwa aborsi perlu di legalkan dan ada yang berpendapat tidak perlu dilegalkan. Ada yang mengkatagorikan aborsi itu pembunuhan. Ada yang melarang atas nama agama. Ada yang menyatakan bahwa janin bayi juga punya hak hidup sehingga harus dipertahankan, dan lain-lain, aborsi biasanya merujuk kepada tindakan pengeluaran janin sebelum waktunya . Oleh Dutt T, Matthews MP dalam buku Gynaecology for Lawyers.
In non-medical circles, the term ‘abortion’ is usually used to refer to the termination of an early pregnancy by artificial means whereas ‘miscarriage’ is used for those pregnancy losses occurring because of natural events. The medical term for both of these is an ‘abortion’, the definition of which is the termination of a pregnancy before 28 weeks (note that there is no mention of the cause); ‘miscarriage’ has no medical definition. This difference in the use of the same word may give rise to confusion.
Term “aborsi” memiliki dua pemahaman yang berbeda, di kalangan non-medis, aborsi diartikan sebagai penghentian kehamilan dengan paksa (oleh manusia), dan di dalam kalangan medis, aborsi didefinisikan sebagai penghentian kandungan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan biasanya sebelum janin berumur 28 minggu. Yang dalam dunia medis ada 3 bentuk dari aborsi :
1. Aborsi Spontan
· Septic abortion
· Non-septic abortion
· Inevitable abortion
· Incomplete
· Complete
· Missed abortion
· Recurrent spontaneous abortion
· Anembryonic pregnancy
2. Aborsi Buatan / Sengaja
3. Aborsi Terapeutik / Medis
Terkadang tindakan aborsi bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki kehamilan itu. Aborsi menjadi suatu problem etik, karena ada perdebatan mengenai apakah janin itu sudah merupakan manusia atau tidak, apakah janin dapat dibunuh, dan lain-lain. Saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat.Indonesia, namun terlepas dari kontorversi tersebut, aborsi diindikasikan merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Tidak sedikit masyarakat yang menentang aborsi beranggapan bahwa aborsi sering dilakukan oleh perempuan yang tidak menikah karena alasan hamil di luar nikah atau alasan-alasan lain yang berhubungan dengan norma khususnya norma agama. 
Eudaimonia adalah pandangan bahwa nilai fundamental intrinsik dari etika adalah kebaikan manusia. Dalam pengertian tertentu eudaimonia adalah pandangan yang digunakan guna menjustifikasi kelakuan etis dalam menjustifikasi kelakuan seseorang dalam perilaku etis. Eudaimonia sendiri pertama kali dicetuskan oleh Aristoteles dalam bukunya Nicomachean Ethics

What is proper to each thing is by nature best and pleasant est for it; for a human being,therefore,the life in accordance within tell ect is best and pleasantest, sincethis, more than anything else,constitutes humanity.So this life will also be the happiest. (Aristotle, Nicomachean Ethics, Translated by David Ross, X : C7)

Kebahagian yang dimaksud Aristoteles adalah menunjuk kepada kebaikan tertinggi dalam manusia, namun eudaimonia juga berlaku sebagai sesuatu yang lebih seperti kesejahteraan.


SEJARAH ABORSI

A. Perkembangan Aborsi di Dunia
Aborsi telah dilakukan sejak jaman kuno dahulu, ketika manusia masih mengumpulkan makanan dan hidup nomaden. Bukti tertulis paling awal mengenai aborsi terkandung dalam Papyrus Ebers. Berlokasi di Universitas Leipzig, papirus yang dibuat sekitar tahun 1550 SM. Diyakini menjadi dokumen medis tertulis paling awal yang ditemukan yang memuat informasi mengenai aborsi disertai tanggal dan meliputi bab tentang ginekologi dan kebidanan serta kondisi medis lainnya. Baik di Roma kuno dan Yunani kuno aborsi adalah praktik yang umum. Soranus dari Efesus (1 M-2M) merekomendasikan penggunaan diuretik dan emmenagogues, yang merupakan tumbuhan yang merangsang aliran darah di daerah panggul seperti mugwort, peterseli dan jahe, sebagai metode aborsi yang aman. Aborsi juga dilakukan dengan bantuan dukun. Mereka melakukan aborsi dengan cara memasukkan alat berbentuk spiral untuk mengeluarkan janin dalam kandungan dengan cara kuret (tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan atau sisa jaringan dari dalam rahim). Spiral tersebut dibubuhi merica dan bubuk kemenyan. Setelah janin dikeluarkan, perempuan yang diaborsi diberi ramuan jamu untuk mencegah infeksi. Untuk memulihkan kesehatan, diberi minum susu campur madu lebah hutan. Meskipun dengan hal tersebut terdokumentasi dengan baik namun sulit untuk melihat seberapa efektif hal itu,
Dikebudayaan Asia sendiri, terdapat banyak dokumentasi historis yang mengungkapkan mengenai aborsi dan caranya, semisal teks Sansekerta yang berasal ke abad ke-8 dituliskan bahwa untuk merangsang aborsi wanita hamil harus duduk di atas panci uap bawang yang direbus. Sedangkan di China, praktik aborsi sudah terjadi sekitar tahun 515 SM. Pada mulanya, praktik aborsi hanya dilakukan oleh selir-selir di istana kerajaan. Kaisar Shennong secara langsung turun tangan dalam proses aborsi dengan menggunakan bubuk merkuri namun tidak disebutkan bagaimana cara menggunakannya apakah dioles atau diminum. Ketika bubuk merkuri dianggap sangat berbahaya, maka ditempuhlah jalan yang dinilai lebih alami untuk melakukan aborsi. Yang dimaksudkan dengan cara alami adalah ketika perempuan hamil diwajibkan melakukan kegiatan fisik yang keras agar janinnya gugur dengan sendirinya. Seperti, dengan mengangkat barang-barang berat, memanjat tebing, mendayung, menunggang kuda, atau angkat besi. Ada juga yang disarankan duduk di atas bara batok kelapa, perutnya direndam air panas, minum air merica dan sari mentimun yang dicampur dengan bubuk daun salam. Cara-cara tersebut diyakini mampu mengeluarkan janin sebelum waktunya. Lagipula cara-cara tersebut dapat dilakukan secara mandiri oleh perempuan yang menginginkan aborsi. Perempuan Maori di Selandia Baru melakukan aborsi dengan mengikatkan ikat pinggang dengan di sekitar perutnya. Hal semacam ini juga populer di kalangan perempuan Eropa abad 16. Bedanya, perempuan Eropa menggunakan korset untuk mengikat perutnya sampai janin di kandungan hancur. Sistem pijat untuk menggugurkan janin dipraktekkan di Jepang, Korea, dan Kamboja. Namun, petani perempuan miskin di Jepang tetap menerapkan metode 'ikat pinggang' untuk menggugurkan janinnya. (Pranoto)
Perkembangan aborsi di banyak negara sangatlah panjang. Ada yang membolehkan dengan alasan kesehatan perempuan, perkosaan, sosial, hingga berdasarkan permintaan calon ibu. Jepang, India, Korea Utara, Taiwan, Inggris, Hungaria, Australia, dan Zambia merupakan negara yang membolehkan warganya melakukan aborsi dengan alasan sosial dan kesehatan perempuan. Kuba, Puerto Riko, Mongolia, China, Amerika Utara, Vietnam, sebagian negara di Eropa, dan Tunisia melegalkan aborsi berdasarkan permintaan. Sebagian besar lagi negara di dunia membolehkan pengguguran kandungan dengan alasan keselamatan ibu dan alasan tertentu seperti misalnya korban perkosaan.
Kanada memiliki sejarah menarik berkaitan dengan aborsi. Seperti kebanyakan negara lain, Kanada melarang aborsi pada abad 19. Parlemen Kanada melarang dengan tegas pada 1869 dengan ancaman hukuman penjara. Tekanan untuk membebaskan hukum aborsi dimulai 1960-an. Ide itu berawal dari asosiasi medik legal, juga dari berbagai kelompok wanita dan keadilan sosial seperti Humanist Fellowship of Montreal yang ketika itu diketuai Henry Morgentaler. Pada 1967, Menteri Kehakiman Kanada Pierre Trudeu mengajukan nota untuk membebaskan hukum aborsi Kanada. Tentunya aborsi masih termasuk tindakan kriminal, namun perempuan dapat membuat izin istimewa dari komite pengobatan aborsi yang terdiri dari tiga dokter di rumah sakit. Hukum itu terus berjalan, sampai kemudian ada kisah yang diperankan Henry Morgentaler. Dia menyatakan, perempuan mempunyai hak dasar untuk melakukan aborsi. Setelah pengumuman itu, perempuan-perempuan mulai mendatangi kantor Morgentaler, memohon aborsi. Awalnya ia menolak dan mengatakan itu adalah tindak kriminal dan ia bisa dipenjara. Tetapi setelah mendengar terlalu banyak orang meninggal karena aborsi ilegal, ia memutuskan untuk beraksi, melayani aborsi di kantornya. Pada 1973 Morgentaler mengumumkan telah melakukan lima ribu aborsi aman di luar rumah sakit, tanpa persetujuan komite apa pun. Ia bahkan merekam penampilannya sendiri ketika melakukan aborsi dan menayangkan di televisi. Tindakan itu langsung mendapat sanksi hukum. Dokter ini akhirnya keluar masuk pengadilan dan penjara di berbagai negara bagian di Kanada. Tindakan dan juga proses pengadilan serta hukuman yang dijalani, terus mengundang pro dan kontra. Apa yang dilakukan Morgentaler berpengaruh besar pada sejarah aborsi legal yang dianut negara itu sekarang. Pada 1990-an, akses untuk mengaborsi di Kanada berkembang pesat. Saat ini ada banyak klinik dan pusat kesehatan di seluruh negara bagian yang memberikan aborsi di luar rumah sakit. Klinik-klinik itu melakukan aborsi secara legal, dan dilakukan oleh orang yang berkompeten atau ahlinya.
Isu aborsi di Amerika mulai muncul sekitar 1820-an. Sebanyak 50 negara bagian pada 1965 melarang aborsi kecuali dengan alasan tertentu. Aborsi mulai dilegalkan pada 1973, awalnya oleh 17 negara bagian. Dalam kasus Roe v Wade, dideklarasikan beberapa hukum negara mengenai aborsi. Pada trimester pertama kehamilan, negara tidak dapat menghalangi wanita untuk melakukan aborsi atas izin medis. Selama trimester kedua, negara dapat mengatur prosedur aborsi hanya untuk melindungi kesehatan wanita. Memasuki trimester ketiga, negara dapat mengatur untuk melindungi janin dengan tidak mengorbankan kelangsungan hidup dan kesehatan wanita. Lima tahun setelah itu, bantuan pembiayaan medis dalam jumlah terbatas diberikan untuk kasus aborsi pada wanita miskin, mempunyai risiko kesehatan, atau kasus incest. Setelah itu, jumlah kasus aborsi turun 96% dari 250.000 menjadi 2.421 per tahun. Meski sudah dilegalkan untuk alasan tertentu, sampai sekarang masih terjadi gerakan antiaborsi, terutama dari Gereja Katolik Roma dan kelompok Teologi Kristen Konservatif. Sikap pro dan kontra itu diikuti dengan beberapa tindak kekerasan, misalnya menghalangi akses klinik yang menyediakan praktek aborsi, blokade, vandalisme, ancaman bom, penculikan, hingga kematian.
Dokter terakhir di Belanda yang ditahan karena melakukan aborsi terjadi pada 1953. Parlemen Belanda memiliki undang-undang tentang pengaturan aborsi. Misalnya diperbolehkan sampai usia kandungan 24 minggu, atau bila anak yang akan dilahirkan mengalami cacat parah. Para dokter di Belanda wajib melaporkan aborsi yang dilakukan. Sebuah komisi khusus akan menentukan apakah janin benar-benar tidak dapat dipertahankan. Pada 1986, pemerintah Belanda mulai melakukan sistem perawatan kesehatan. Sejak saat itu, angka aborsi di Belanda menjadi lebih rendah dari negara mana pun. Sistem perawatan yang baik, gencarnya pendidikan seks yang komprehensif, serta keberhasilan program keluarga berencana merupakan beberapa faktor pendorong turunnya angka aborsi.
Maret 2005 ratusan perempuan Polandia menuntut hak aborsi di pusat Kota Warsawa. Demonstrasi yang diikuti 1.000 orang menurut penyelenggara, 500 orang menurut polisi, diadakan menjelang peringatan Hari Wanita Internasional pada 8 Maret. Tujuannya mendesak pemerintah membebaskan aborsi dan melindungi hak kaum wanita serta homoseksual. Aksi itu dibalas kepungan puluhan pemuda aktivis antiaborsi Katolik yang mengejek wanita-wanita itu, dengan menyebut mereka sebagai pembunuh. Tiga bulan lalu, sebuah kapal Belanda the Langenort dilempari telur dan cat merah ketika akan berlabuh di Polandia. Pasalnya, kapal milik Yayasan Belanda Women On Waves itu bermaksud memberi penyuluhan tentang aborsi yang aman kepada perempuan. Kehadiran kapal tersebut segera menyulut reaksi keras di negara konservatif itu. Uskup Agung Gdansk Tadeusz Goclowski menyebut sebagai upaya untuk membunuhi orang-orang Polandia. Presiden Polandia Aleksander Kwasniewski mengatakan kepada radio pemerintah, kedatangan kapal itu menghadirkan masalah hukum dan moral. "Masing-masing dari kita harus membuat penilaian moral sendiri. Penilaian saya adalah negatif 100%," katanya. Aborsi merupakan tindakan ilegal di Polandia, sebuah negara di mana sekitar 95% penduduknya beragama Katolik. (Pratikno)
Hukum di Inggris secara umum setuju bahwa aborsi adalah tindak kejahatan tetapi tingkat keseriusan kriminalitas pada saat itu berbeda dengan sekarang. Pada tahun 1803 Hukum Negara Inggris membuat tindakan aborsi memperoleh hukuman mati, tapi kejahatan yang kurang serius sebelum itu. Pada 1837 hukum Inggris menghapuskan hukuman mati untuk aborsi. Dalam hukum tahun 1920-an Inggris menambahkan klausul yang menyatakan bahwa kegiatan aborsi bukan tindakan kriminal jika itu "dilakukan dengan itikad baik untuk tujuan hanya menjaga kehidupan ibu." Perubahan ini secara resmi diakui sedikit disertai perangkat yang menekankan hukum anti-aborsi, namun hal ini dimaksudkan untuk melindungi perempuan dari sebuah prosedur medis berbahaya.Pada tahun 1938 sebuah kasus penting dari R Bourne dimenangkan dengan diperbolehkannya aborsi dilakukan pada seorang gadis berusia 14 tahun yang telah diperkosa pengadilan merasa bahwa kesehatan mental gadis itu akan menderita telah ia melahirkan dan ini menetapkan bahwa mental ibu dapat menjadi alasan yang cukup kuat untuk melakukan tindakan aborsi.

B. Aborsi di Indonesia
Di Indonesia, kini tengah berlangsung perdebatan atau pro dan kontra pelaksanaan aborsi dengan alasan kesehatan ibu sekalipun. Keputusan aborsi yang dihasilkan banyak negara memang bukan datang begitu saja. Butuh perjalanan panjang untuk mencapai kata sepakat yang tidak sepakat. Dalam arti dari kesepakatan selalu ada sisi yang tidak sepakat. Saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat.Indonesia, namun terlepas dari kontorversi tersebut, aborsi diindikasikan merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab utama kematian ibu hamil dan melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Namun sebenarnya aborsi juga merupakan penyebab kematian ibu, hanya saja muncul dalam bentuk komplikasi perdarahan dan sepsis. Akan tetapi, kematian ibu yang disebabkan komplikasi aborsi sering tidak muncul dalam laporan kematian, tetapi dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis. Hal itu terjadi karena hingga saat ini aborsi masih merupakan masalah kontroversial di masyarakat. Di negara-negara yang tidak mengizinkan aborsi seperti Indonesia, banyak perempuan terpaksa mencari pelayanan aborsi tidak aman karena tidak tersedianya pelayanan aborsi aman atau biaya yang ditawarkan terlalu mahal. Pada remaja perempuan kendala terbesar adalah rasa takut dan tidak tahu harus mencari konseling. Hal ini menyebabkan penundaan remaja mencari pertolongan pelayanan aman, dan sering kali terperangkap di praktek aborsi tidak aman. Aborsi yang tidak aman adalah penghentian kehamilan yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih, atau tidak mengikuti prosedur kesehatan atau kedua-duanya.
Tidak sedikit masyarakat yang menentang aborsi beranggapan bahwa aborsi sering dilakukan oleh perempuan yang tidak menikah karena alasan hamil di luar nikah atau alasan-alasan lain yang berhubungan dengan norma khususnya norma agama. Namun kenyataannya, sebuah studi di Bali menemukan bahwa 71 % perempuan yang melakukan aborsi adalah perempuan menikah (Dewi, 1997), juga studi yang dilakukan oleh Population Council, 98,8 % perempuan yang melakukan aborsi di sebuah klinik swasta di Jakarta, telah menikah dan rata-rata sudah memiliki anak (Herdayati, 1998), alasan yang umum adalah karena sudah tidak ingin memiliki anak lagi, seperti hasil survey yang dilakukan Biro Pusat Statistik (BPS), 75 % wanita usia reproduksi berstatus kawin tidak menginginkan tambahan anak (BPS, Dep.Kes 1988)
Aborsi mungkin sudah menjadi kebutuhan karena alasan di atas, namun karena adanya larangan baik hukum maupun atas nama agama, menimbulkan praktek aborsi tidak aman meluas. Penelitian pada 10 kota besar dan 6 kabupaten memperlihatkan 53 % Jumlah aborsi terjadi di kota, padahal penduduk kota 1,36 kali lebih kecil dari pedesaan, dan pelayan aborsi dilakukan oleh tenaga yang tidak terlatih terdapat di 16 % titik pelayanan aborsi di kota oleh dukun bayi dan 57 % di Kabupaten. Kasus aborsi yang ditangani dukun bayi sebesar 11 % di kota dan 70 % di Kabupaten dan dari semua titik pelayanan 54 % di kota dan 85 % di Kabupaten dilakukan oleh swasta/ pribadi.


TINJAUAN ETIKA KEUTAMAAN : EUDAIMONIA

A. Etika Keutamaan
1. Pengertian Etika Keutamaan
Etika keutamaan atau virtue ethic/moral virtue adalah cabang etika yang mempelajari mengenai watak yang dimiliki manusia. Keutamaan adalah kecenderungan watak baik yang menjadi bagian dari kepribadian seseorang dan mempermudahnya mengarahkan kehendak dan perbuatannya sesuai dengan keutamaan itu. Fokus perhatian dari etika keutamaan lebih menyoroti kepada manusia itu sendiri daripada kesesuaian perbuatan manusia dengan norma moral, jadi etika keutamaan lebih memperhatikan pada being manusia itu sendiri daripada doing manusia, dengan berusaha menjawab pertanyaan seperti “saya harus menjadi orang yang bagaimana?”. Keutamaan adalah bentuk disposisi watak yang telah diperoleh seseorang yang akhirnya memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral, Keutamaan adalah suatu disposisi, maksudnya adalah keutamaan merupakan suatu kecenderungan tetap yang ditandai dengan adanya stabilitas. Keutamaan adalah sifat baik yang telah mendarahdaging pada manusia, namun sifat-sifat badani dan psikis bukan merupakan sifat keutamaan. Kesenangan dalam melakukan keutamaan adalah tanda bahwa disposisi keutamaan telah diperoleh. Jadi keutamaan mempunyai hubungan yang eksklusif dengan moral.

2. Jenis Etika Keutamaan
Keutamaan, terdiri dari dua jenis, yaitu yang berhubungan dengan intelektual dan moral, keutamaan intelektual membutuhkan pengalaman dan waktu, sementara keutamaan moral muncul sebagai hasil dari kebiasaan. Keutamaan, kemudian, adalah keadaan karakter yang bersangkutan dengan pilihan dan kehormatan. Keutamaan merupakan suatu diposisi watak yang diperoleh dengan melalu jalan pembiasaan diri atau melatih diri, dengan proses perolehan yang disertai dengan suatu usaha korektif serta berlangsung dalam kondisi melawan arus, melawan arus maksudnya adalah dengan mengatasi problem yang dialami dalam keadaan yang normal. Keutamaan seperti keberanian, misalnya, diperoleh dengan mengoreksi suatu sifat awal yang tidak baik dengan cara melawan rasa takut, dalam hal ini pengendalian terbentuk melalui jalan dengan melawan kecenderungan yang biasanya untuk mencari kesenangan tanpa batas. Keutamaan yang didapatkan dari proses panjang pembiasaan diri dan latihan yang cukup panjang dan tentu saja pendidikan dalam proses ini mempunyai peranan penting. Keutamaan seperti kejujuran atau kemurahan hati bukan hanya merupakan sebuah kecenderungan guna melakukan apa yang jujur atau apa yang murah hati, juga yang secara spesifik sebagai yang diinginkan atau baik secara moral. Keutamaan sesungguhnya ciri karakter yang merupakan disposisi yang mengakar kuat di manusianya. Hal ini terkait dengan tindakan yang lain juga, seperti dengan emosi, reaksi, pilihan, nilai, keinginan, persepsi, sikap, minat, harapan, dan kepekaan. Untuk mencapai keutamaan adalah dengan cara menjadi seseorang yang memiliki pola pikir tertentu yang kompleks.

3. Phronesis
Keutamaan berkaitan dengan kehendak. Keutamaan sendiri adalah disposisi karakter yang terus secara stabil membuat kehendak tetap cenderung untuk ke arah yang tertentu. Karena setiap tindakan manusia merupakan kehendak maka motivasi atau maksud dari tindakan tersebut menjadi sangat penting. Aristoteles melukiskan keutamaan sebagai suatu sikap watak yang memungkinkan manusia untuk memilih jalan tengah antara dua kutub ekstrem yang berlawanan. Sebagai contoh, dalam belanja, pengeluaran terlalu banyak disebut boros, terlalu hemat disebut kikir. Diantara dua kutub ini, keutamaan adalah mengambil jalan tengah; tidak boros juga tidak kikir yang disebut murah hati. Yang perlu dicatat, bagi Aristoteles, keutamaan baru menjelma sebagai keutamaan yang sungguh-sungguh setelah yang bersangkutan mempunyai sikap tetap dalam menempuh jalan tengah tersebut. Bukan sekedar terjadi dalam beberapa kasus. Juga bahwa jalan tengah tidak dapat ditentukan dengan cara yang sama untuk semua orang. Artinya, apa yang dimaksud jalan tengah ini sangat subjektif, bukan objektif. Menurut Aristoteles, rasio menetapkan keutamaan tersebut dan harus menentukannya sebagaimana orang yang bijakasana dalam bidang praktis menentukan keutamaan. Aristoteles menganggap bahwa keutamaan bukan persoalan teori, tapi praksis. Aristoteles memisahkan praksis dari teori, meski menggunakan keduanya dalam menggapai kebahagiaan. Menurut Aristoteles, theori diarahkan pada realitas yang tidak berubah (idea), sedang praxis bergerak dalam alam manusia yang berubah yang mana manusia sendiri mempunyai kebebasan untuk memilih mana yang diambil. Nah, kemampuan bertindak tepat berdasarkan pertimbangan baik dan buruk ketika menghadapi pilihan-pilihan inilah yang disebut phronesis (kebijaksanaan praktis). Orang yang mempunyai phronesis mengerti bagaimana harus bertindak secara tepat. Menurut Aristoteles, phonesis tidak bisa diajarkan sebagaimana juga etika tidak bisa diajarkan, tapi bisa dikembangkan atau dilatih dengan cara dibiasakan. Phronesis tumbuh dan berkembangan dari pengalaman dan kebiasaan bertindak etis. Semakin mantap seseorang bertindak etis, semakin kuat pula kemampuannya untuk bertindak menurut pengertian yang tepat; sama dengan orang yang semakin melatih jiwanya akan semakian peka perasaannya. Konsep etika Aristoteles ini, dimana aktualisasi potensi tidak hanya dilakukan di dunia Idea, tetapi harus juga dalam kehidupan praksis, dalam kehidupan bermasyarakat, mendorong manusia untuk bertindak sosial. Manusia bisa dinilai hidup secara baik jika berpartisipasi dalam kehidupan negara dan tidak lepas dari norma-norma serta nilai-nilai masyarakat.

B. Konsep Eudaimonia
1. Pengertian Eudaimonia
Eudaimonia atau kebahagiaan adalah tujuan sekaligus penentu baik buruknya tindakan dalam etika keutamaan Aristoteles. Menurutnya, sesuatu dinilai baik jika tujuannya mengarah pada pencapaian kebahagiaan, dan dinilai buruk jika tidak diarahkan kepada kebahagiaan. kebahagiaan manusia terdapat pada aktivitas yang khusus dan mengarah pada kesempurnaanya. Potensi khas manusia yang membedakan dari binatang atau makhluk lain adalah akal budi dan spiritualitasnya. Tidak ada satupun mahluk hidup selain manusia yang mempunyai potensi ini. Karena itu, aktivitas dan aktualitas manusia yang bisa mengarahkan pada kebahagiaan adalah semua bentuk aktivitas yang melibatkan bagian jiwa yang berakal budi. Namun, karena manusia hidup dalam alam dunia dan masyarakat, maka aktualisasi dari akal budi tersebut bukan semata-mata diarahkan pada Yang Maha Budi dan Idea, tetapi juga diarahkan pada kehidupan konkrit melalui partisipasi dalam kehidupan masyarakat. Eudaimonia terletak pada diri manusia sendiri, pada aktivitasnya untuk mengembangkan potensi-potensi hakikinya untuk menjadi sempurna. Namun demikian, aktivitas menuju kebahagiaan ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Aktivitas yang menyebabkan kebahagiaan harus dijalankan menurut prinsip keutamaan. Hanya aktivitas yang disertai keutamaan yang dapat membuat manusia bahagia. Karena kebahagian sangat bergantung dengan orang yang bersangkutan, konsep keutamaan sebagai jalan menuju kebahagiaan sebenarnya sangat beragam. Dengan demikian apa yang dimaksud dengan keutamaan untuk mencapai kebahagiaan sebenarnya berbeda-beda dan sangat terganutng pada individu masing-masing. Karena kebahagian hanya dapat dicapai dengan rasionalitas oleh orang yang berbeda dengan cara yang berbeda dan sangat tergantung pada kepribadian seseorang itu. Di samping itu, aktivitas tersebut mesti dilakukan secara stabil, dalam jangka waktu yang panjang.

For this reason also the question is asked, whether happiness is to be acquired by learning or by habituation or some other sort of training, or comes in virtue of some divine providence or again by chance. Now if there is any gift of the gods to men, it is reasonable that happiness should be god-given and most surely god-given of all human things inasmuch as it is the best. But this question would perhaps be more appropriate to another inquiry; happiness seems, however, even if it is not god-sent but comes as a result of virtue and some process of learning or training, to be among the most godlike things; for that which is the prize and end of virtue seems to be the best thing in the world, and something godlike and blessed. (Aristotle, Nicomachean Ethics, Translated by David Ross, I : 15)

2. Cara Memperoleh Eudaimonia
Aktualisasi diri yang dinilai sebagai kebahagiaan adalah aktualisasi yang mengakibatkan kesempurnaan pada yang bersangkutan. Kesempurnaan mata adalah melihat, kesempurnaan makhluk hidup adalah mengembangkan psikisnya, dan kesempurnaan manusia adalah aktualisasi dari kemungkinan tertinggi yang hanya terdapat pada manusia, akal budi dan rohaninya. Dengan demikian, kebahagiaan manusia sama dengan menjalankan aktivitas yang spesifik baginya, yaitu mengembangkan pemikiran dan spiritualitas. Bagi manusia, kebahagiaan adalah memandang kebanaran. Karena itu, kebahagiaan manusia hanya bisa dicapai dengan cara bertindak secara aktif dengan cara mengaktualisasikan potensi atau nilai-nilai luhur manusia yang berasal alam transendental dalam kehidupan nyata. Manusia harus menjadi bahagia bukan dengan cara pasif menikmati sesuatu, atau bahwa segala yang diinginkan tersedia, melainkan dengan cara aktif. Dengan bertindak ia menjadi nyata. Hanya dengan perbuatan manusia menyatakan diri, ia menjadi nyata. Sesuatu yang hidup bermutu tidak tercapai melalui nikmat pasif, melainkan melalui hidup yang aktif. Manusia bahagia dalam merealisasikan atau mengembangkan potensi-potensi dirinya.Selain itu, aktualisasi aktif dalam merealisasikan dan mengembangkan potensi khas manusia tersebut harus dilakukan menurut aturan keutamaan. Hanya aktivitas yang disertai keutamaan yang membuat manusia menjadi bahagia. Dan yang penting, upaya maksimal atas potensi-potensi diri tersebut tidak terjadi secara sporadis atau berkala, tetapi terjadi dalam jangka waktu yang lama. Dengan demikian jelas bahwa kebahagiaan yang dalam etika Aristoteles digunakan sebagai tolok ukur baik buruknya sebuah tindakan terletak pada kemampuan yang bersangkutan dalam mengaktualisasikan potensi-potensi khas dirinya. Semakin seseorang mampu mengaktualisasikan potensi khasnya, yang tentu disertai keutamaan, maka semakin dinilai baiklah tindakannya, karena itu berarti semakin mengarah kepada kebahagiaan.


HUBUNGAN ABORSI DENGAN PRINSIP EUDAIMONIA

Pengertian aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (sebelum usia 20 minggu kehamilan), bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki kehamilan itu.  Ada dua macam aborsi, yaitu aborsi spontan dimana aborsi terjadi secara alami, tanpa intervensi tindakan medis, dan aborsi yang direncanakan dimana melalui tindakan medis dengan obat-obatan saja (jamu, dsb) atau tindakan bedah, atau tindakan lain yang menyebabkan pendarahan lewat vagina. Penghentian kehamilan pada usia dimana janin sudah mampu hidup mandiri di luar rahim ibu (lebih dari 21 minggu usia kehamilan), bukan lagi tindakan aborsi tetapi pembunuhan janin atau infantisida.
Pengertian Eudaimonia adalah kebahagiaan tertinggi manusia atau kebahagian sejati yang dijalankan menurut prinsip-prinsip keutamaan yang merupakan aktualisasi diri dari semua bentuk aktivitas yang melibatkan bagian jiwa yang berakal budi yang diarahkan pada kehidupan konkrit melalui partisipasi dalam kehidupan masyarakat dengan cara mengembangkan potensi-potensi hakikinya untuk menjadi sempurna karena Manusia harus menjadi bahagia bukan dengan cara pasif menikmati sesuatu, atau bahwa segala yang diinginkan tersedia, melainkan dengan cara aktif. Dengan bertindak ia menjadi nyata. Hanya dengan perbuatan manusia menyatakan diri, ia menjadi nyata. Sesuatu yang hidup bermutu tidak tercapai melalui nikmat pasif, melainkan melalui hidup yang aktif.
Dalam bukunya berjudul Politik, Aristoteles mengizinkan terjadinya aborsi dalam keadaan tertentu.

Jika ada pasangan yang memiliki jumlah anak lebih, tindakan aborsi akan dikenakan. Apa yang diperbolehkan secara hukum dalam kasus-kasus seperti ini bergantung pada masalah hidup dan pemahamannya (Aristoteles, Politik, diterjemahkan oleh Syamsur Irawan Kharie 7,XIII : 359)

Dalam hal ini, konteks pelegalan terhadap aborsi, di asumsikan bahwa sebuah negara yang ideal harus memiliki jumlah penduduk yang seimbang dan jika ada ditemukan pasangan yang memiliki anak lebih dari jumlah ketetapan maka tindakan aborsi dapat diterima. Dalam pandangan eudaimonianya, Aristoteles mengemukakan bahwa kebahagian manusia dicapai dengan aktualisasi diri yang berpegangan kepada prinsip-prinsip keutamaan. Bahwa tindakan aborsi dilakukan dalam rangka aktualisasi diri demi mencapai kebahagiaan, jika diperhatikan tindakan aborsi jika dilihat dari sisi moral dan etika kewajiban merupakan suatu tindakan yang tidak bermoral. Jika melihat prinsip dari keutamaanyang lebih memfokuskan perhatiannya kepada manusia itu sendiri daripada perbuatan satu persatu dan kesesuaianny dengan norma moral, maka tindakan aborsi salah dan benarnya tergantung disposisi watak yang telah diperolehnya melalui pembiasaan yang lama, namun meskipun begitu tindakan aborsi jika dilihat dengan etika keutamaan yang menyatukan moral dengan manusianya tidaklah sesuai satu sama lain. Jika dilihat dari eudaimonia tindakan aborsi merupakan tindakan yang tidak dapat disalahkan atau dibenarkan karena hal tersebut tergantung dari alasan si ibu untuk melakukan aborsi, seperti yang diuraikan di atas tadi Aristoteles sendiri memperbolehkan tindakan aborsi dengan alasan-alasan tertentu dengan syarat-syarat yang telah terpenuhi sebelumnya.



PENUTUP
A. Kesimpulan
Tindakan aborsi tidak dapat dilihat sebagai tindakan melanggar norma dan yang melakukan harus diberikan sanksi, masalah seperti ini harus dilihat secara holistik mengenai latar belakangnya, tujuannya dan apa konsekuensinya. Harus ada pemisahan antara subjek pelaku dengan tindakannya, bahwa aborsi merupakan tindakan melawan moral adalah benar, namun latar belakang kenapa tindakan tersebut diambil harus menjadi pertimbangan lagi.

B. Saran
Pemerintah bersama DPR dengan rekomendasi dokter dan ahli etika haruslah mencari formula yang tepat mengenai penanganan aborsi, khususnya terhadap dua undang-undang yang sebelumnya meregulasi mengenai aborsi diharapkan ada yang dihapus atau di revisi karena kedua undang-undang tersebut malah menimbulkan kebingungan di masyarakat dan para anggota medis, karena kedua saling kontradiktif satu sama lain.




Daftar Pustaka
Aristotle, 2004, Nicomachean Ethics; Cambridge University Press Translated by David Ross, UK
Bakker. A, Zubair A.C,1989,Metodelogi Penelitian Filsafat ; Kanisius, Yogyakarta
Bertens. K ,1993, Etika; Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Bertens. K, 2002, Aborsi Sebagai Masalah Etika; Grasindo, Jakarta
Dutt T, Matthews MP, 1999, Gynaecology for Lawyers; Cavendish Publishing Limited, London
LAMPIRAN
Ananto Pratikno. Thu, 08 Sep 2005 http://www.mail-archive.com/sarikata@yahoogroups.com/msg02824.html Accessed 8 June 2011
Lynda Osborne. Feb 3, 2010 http://www.suite101.com/content/the-history-of-abortion-a196759 Accessed 8 June 2011
Naning Pranoto, 12 Desember 2010 http://id.shvoong.com/humanities/history/2086183-sejarah-aborsi/ Accessed 8 June 2011
Sabtu, 05 November 2011

I'm a modern man, a man for the millennium. Digital and smoke free. A diversified multi-cultural, post-modern deconstruction that is anatomically and ecologically incorrect. I've been up linked and downloaded, I've been inputted and outsourced, I know the upside of downsizing, I know the downside of upgrading. I'm a high-tech low-life. A cutting edge, state-of-the-art bi-coastal multi-tasker and I can give you a gigabyte in a nanosecond!

I'm new wave, but I'm old school and my inner child is outward bound. I'm a hot-wired, heat seeking, warm-hearted cool customer, voice activated and bio-degradable. I interface with my database, my database is in cyberspace, so I'm interactive, I'm hyperactive and from time to time I'm radioactive.

Behind the eight ball, ahead of the curve, ridin the wave, dodgin the bullet and pushin the envelope. I'm on-point, on-task, on-message and off drugs. I've got no need for coke and speed. I've got no urge to binge and purge. I'm in-the-moment, on-the-edge, over-the-top and under-the-radar. A high-concept, low-profile, medium-range ballistic missionary. A street-wise smart bomb. A top-gun bottom feeder. I wear power ties, I tell power lies, I take power naps and run victory laps. I'm a totally ongoing big-foot, slam-dunk, rainmaker with a pro-active outreach. A raging workaholic. A working rageaholic. Out of rehab and in denial!

I've got a personal trainer, a personal shopper, a personal assistant and a personal agenda. You can't shut me up. You can't dumb me down because I'm tireless and I'm wireless, I'm an alpha male on beta-blockers.

I'm a non-believer and an over-achiever, laid-back but fashion-forward. Up-front, down-home, low-rent, high-maintenance. Super-sized, long-lasting, high-definition, fast-acting, oven-ready and built-to-last! I'm a hands-on, foot-loose, knee-jerk head case pretty maturely post-traumatic and I've got a love-child that sends me hate mail.

But, I'm feeling, I'm caring, I'm healing, I'm sharing-- a supportive, bonding, nurturing primary care-giver. My output is down, but my income is up. I took a short position on the long bond and my revenue stream has its own cash-flow. I read junk mail, I eat junk food, I buy junk bonds and I watch trash sports! I'm gender specific, capital intensive, user-friendly and lactose intolerant.

I like rough sex. I like tough love. I use the "F" word in my emails and the software on my hard-drive is hardcore--no soft porn.

I bought a microwave at a mini-mall; I bought a mini-van at a mega-store. I eat fast-food in the slow lane. I'm toll-free, bite-sized, ready-to-wear and I come in all sizes. A fully-equipped, factory-authorized, hospital-tested, clinically-proven, scientifically- formulated medical miracle. I've been pre-wash, pre-cooked, pre-heated, pre-screened, pre-approved, pre-packaged, post-dated, freeze-dried, double-wrapped, vacuum-packed and, I have an unlimited broadband capacity.

I'm a rude dude, but I'm the real deal. Lean and mean! Cocked, locked and ready-to-rock. Rough, tough and hard to bluff. I take it slow, I go with the flow, I ride with the tide. I've got glide in my stride. Drivin and movin, sailin and spinin, jiving and groovin, wailin and winnin. I don't snooze, so I don't lose. I keep the pedal to the metal and the rubber on the road. I party hearty and lunch time is crunch time. I'm hangin in, there ain't no doubt and I'm hangin tough, over and out!"

by George Carlin

Remember, remember. The sixth of November. The day reason and plot. I know of no excuse

Why day reason and plot. Should ever be forgot.


catatan ini bukan catatan seorang penyair atau penulis, aku tak tahu cari merangkai kata-kata dengan benar maupun tata cara penulisan yang benar.

bukannya seorang jurnalis yang mengerti caranya merangkai kalimat-kalimat menjadi kesatuan paragraf di koran-koran atau di portal berita online

bukan seorang dokumentator yang dapat mendokumentasikan sejarah dan kejadian dengan sangat detil

hanya seorang manusia biasa yang tulisannya tidak dapat dinikmati sebagai karya sastra, novel, berita, ataupun dokumentasi

hanya saja aku merasa punya maksud terdalam untuk menjawab ataupun tidak dikepalaku ini, melalui tulisan yang sangat sederhana ini


lahir pada saat itu, dua puluh satu tahun yang lalu dari cinta kedua sejoli itu yang sedang mabuk cinta, apa pada saat itu sedang mabuk sesungguhnya itu urusan mereka, yang pasti lahirlah anak ini

seorang anak laki-laki yang penuh rasa manusiawi dan sering menyangkalnya, datang dari mana dia? dari rahimkah? dari sel telurkah? atau dari roh kudus seperti cerita-cerita itu?

tidak, dia datang dari dia sendiri

aku tak ingat bagaimana dia, pada saat lahir namun yang aku lihat dari sorot matanya adalah seorang yang akan penuh pencarian

aku ingat dia, sewaktu taman kanak-kanak, semua orang memanggilnya "si bodoh", sebutan apa itu!, kejamnya

namun apa daya, dia memang anak yang tak mau diperingatkan, sungai yang dalam karena tampak dangkal dilewatinya demi mengetahui kebenaran dari asumsi inderawinya

dia selalu pulang dengan baju kotor yang melekat di tubuhnya sehabis bermain-main di sungai dekat rumahnya

selalu bersedih karena tv di rumahnya yang berwarna hitam putih, sedang teman-temannya berwarna-warni, dan dia pun sering mencuri-curi waktu untuk menonton satria baja hitam di kala sore di rumah temannya, yang dia duduk paling belakang di antara anak-anak lain untuk mencuri pandang sepintas pahlawan favoritnya

dia pernah tertabrak vespa ketika itu, lalu pingsan untuk beberapa saat dan sadar untuk selanjutnya

pindah itu katanya, karena muak dengan lingkungan yang diskriminatif padanya

namun dia masih anak kecil pada saat itu belum mengerti bahwa diskriminasi ada dimana-mana

bahwa manusia memang adalah serigala bagi dirinya sendiri dan orang lain

pikirannya terbawa ke tempat lain, yang lebih berbeda dari tempat itu

dimana dia, tertinggal dalam urusan duniawi

semua anak seumurannya tahu bermain sepeda karena dipinjamkan sepeda oleh anak di ujung jalan

namun dia tidak diberi kesempatan untuk meminjam hanya untuk belajar

seperti bankir yang tidak akan memberi kesempatan kredit bagi petani

seolah-olah dia tidak layak untuk mengetahui cara bermain sepeda

seolah-olah anak miskin yang tidak layak untuk mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan hidup yang lebih layak lagi

dia melempar senyum kepada kenistaan yang niscaya itu, namun hatinya koyak oleh ketidakmengertian

ketidakmengertian kenapa orang-orang berlaku diskriminatif padanya namun tempat ini berbeda

berbeda dengan yang sebelumnya yang beda identitasnya

namun kenapa mereka masih membedakan dirinya, ketika persamaan yang dimilikinya dengan mereka sangat banyak?

apakah manusia pada dasarnya jahat?

ibunya memberi pengertian, bahwa kalau tidak ada jahat tidak ada baik

dia akhirnya mengerti konsep keseimbangan itu, konsep yin-yang itu setelah berpikir beberapa tahun kemudian


di sekolah dia tergolong murid yang biasa saja, nilai biasa, rajin biasa, tekun biasa, dan wajah yang biasa

tergolong anak yang tidak ingin terlibat dengan kehidupan sekolah, indoktrinasi budi katanya

sekolah-pulang, sekolah-pulang, rutinitas yang membosankan

namun pikirannya tidak berada di sekolah ataupun pulang, namun nikmatnya diantaranya

tinggal di tepian pertanyaan dan kepolosan itu, namun menikmati diantaranya

sempat dia turun kelas bersama kawan dekatnya, karena kelakuannya, rambut panjang

kritiknya bukankah DIA berambut panjang juga? kenapa dengan rambut panjang

apakah semua murid harus bergaya tentara yang tinggal di daerah perbatasan itu

ketidakmengertiannya membawa pembangkangan, ketidaksukaannya membawa kenikmatan filosofis baginya

dalam setiap kesempatan di bulan desember, dia tidak pernah terpilih untuk unjuk gigi dalam acara desemberan

dimana setiap kelas berpartisipasi dalam lomba menari dengan iringan lagu rohani menjemukan itu

bukan karena tidak bisa namun karena wajah biasanya itu

layaknya boyband korea sekarang mereka menari di atas panggung murni dimana budi menjadi tuannya


ketika itu baru saja dia berganti seragam dari merah yang katanya revolusionis ke biru yang lebih demokratis

namun dia tidak melihat ide itu tampak disana, aturan-aturan kaku, guru yang kaku, buku yang kaku, dan hari yang kaku

terselip diantara kuku-kuku sistem pendidikan berbasis industrialisasi yang menghamba kepada profit

wajah kaku, otak yang kaku, dan jiwa yang kaku tempaan pandai ilmu di bengkel pendidikan

kelas-kelas berbaris seperti koridor-koridor tanpa batas seperti di film Matrix dan membosankan


angka di lengan kanannya bertambah dari satu ke dua

semua orang tampak seperti Jackie Chan disini, mereka berbicara bahasa yang tak dimengerti olehnya

bingung, layaknya tentara Jepang yang bingung dengan kode Navajo tentara Amerika di Perang Pasifik

namun dia mendapati beberapa dari mereka berbahasa seperti bahasa yang sering digunakan oleh saudara di kampung

dia pun belajar bahasa ibunya dari mereka, akhirnya dia tertarik akan identitas kulturalnya yang dihilangkan

sistem yang meskipun berbeda tetapi tetap satu jua, yang tidak mengajarkan sama sekali

disini dia memaklumi hal-hal yang selama ini dia tidak sukai, rambut ala tentara ataupun disiplin ala moncong ak-47


dia bermain pengetahuan, ke tempat lain

kursus namanya, tempat dimana anak-anak budi belajar menjawab soal-soal demi impian menuju tingkatan yang lenih lanjut di lembaga yang lebih pretisius

diajarkan bagaimana menjadi robot, kaku dan tanpa inspirasi

hanya bagaimana lolos dari lubang prestise, dan menang di atas ketidak beruntungan orang lain

mereka menjual mimpi, ide, dan nilai kepada anak-anak itu

apa daya bisnis itu lebih menggairahkan daripada seks dengan Monica Lewinsky menurut Bill Clint"On"

teman-teman kursusnya, kali ini lebih bergairah dalam hidup optimis meskipun itu dulisional

tidak heran karena sang mentor mengajarkan demikian, hiduplah dalam mimpi katanya

meskipun mimpi itu tidak akan pernah terwujud, jadilah hamba si budi


berpindah ke daerah yang katanya kantor pusat si budi

hidup di bawah bayang-bayang yang lebih tua darinya

kesuksesannya, kepintarannya, dan kehebatannya membayanginya selama ini, namun kali ini tekanan itu lebih berat

seberat Atlas yang memangkul dunia di atas pundaknya, punya tanggung jawab untuk menanggungnya namun ingin lepas dari beban itu, dilema dihadapinya selama ini

apakah dia melakukan semua itu demi dirinya atau orang lain

dia sadar bahwa mengejar dia tidak mungkin, layaknya institusi pendidikan disini yang berusaha mengejar standard di Amerika, yang didapat hanya remahannya saja

dia kembali lagi ke waktu itu waktu dimana dia tidak bertanya, apa aku?

dimana dia tidak peduli, dimana dia masih sangat bersemangat manjadi bagian dari dunia si budi

daun-daun menguning, musim berganti, waktu yang selalu berjalan berdiam diantara lahir dan mati, seolah-olah berjalan lurus, namun kemana?


selamat mengalami siklus tahunan, semoga kali ini es itu pun mencair...

Rabu, 08 Juni 2011
sudah lama tak kubuka blog ini, hasrat untuk menulis hilang ntah kemana mungkin dia tertidur atau apalah. Kenyataan jadwal kuliah yang tidak terlalu padat tidak dapat menjadi pembenaran namun dengan alasan tugas yang menumpuk aku bisa mengabaikannya. Dalam beberapa hari ini aku sempat berpikir mengenai hidupku, ya satu lagi mengenai hidup, sedikit membosankan bahkan untukku. Kabarnya hidupku bahkan tidak menarik untuk dijadikan sinetron berbudget rendah dengan efek-efek 3G yang payah itu. Sedikit cerita yang dapat dibagi meskipun editor jiwa tidak bekerja di tempatnya, tapi dengan pongahnya aku coba sedikit ngebacot ria malam ini.
Beberapa hari terakhir aku mengalami gangguan kesehatan, mulai dari flu, demam, dan kepikunan. yah akhirnya keadaan fisikku dapat menyamakan persepsi dengan keadaan psikisku. Karena apa? Aku juga tidak tahu, asumsiku hanyalah bahwa saking banyaknya tuntutan akademis yang sebenarnya menciptakan perbudakan akademis struktural ditambah dengan akumulasi dari pola makan yang acak seperti konstituen yang tidak tahu siapa yang dipilihnya di pemilu mengakibatkan aku mulai merasakan kepahitan raga. Hingga ragaku tak sanggup lagi melakukan pekerjaannya seperti mencuci pakaian, dalam kepahitan semu itu, aku kembali berpikir kenapa dan apa, bukan kenapa aku seperti ini tapi kenapa aku berpikir lagi? dan Apa maksudku berpikir.
Selama hidupku aku telah banyak berhasil mengimplementasikan keadaan rasional yang dapat dicapai orang-orang seumuranku. Semua tindakan dihitung dengan kalkulasi yang tepat dengan rumus potensi - rugi - resiko - kemungkinan - dsb = tidak ada. Bagi beberapa orang keadaan rasional adalah keadaan paling terang benderang yang dapat dicapai manusia. Namun ketika kukatakan aku kembali berpikir kemana semua ini akan berakhir dan bagaimana, dalam bentuk historisnya keadaan rasionalitasku membuatku tidak mempelajari permainan gitar karena rasio mempertanyakan buat apa, apa motivasimu dan sebagainya. Keadaan itu pula yang membuatku tidak ikut les bahasa inggris di kelas 2 karena rasio mempertanyakan umurku yang masih terlalu muda untuk itu dan banyak hal lain yang membuktikan rasionalitas sering dan mungkin selalu menang. Segala sesuatu sudah diprediksi sebelumnya hingga tidak ada ketegangan dari segala ketidakmungkinan itu.
Sadar mungkin sebuah kata halus untuk keterlambatan. Aku sadar bahwa ragaku yang lemah sebagian besar mungkin bukan karena pola makan yang tidak beraturan dan keadaan lelah, well i do nothing hard with my body lately jadi kenapa sakit? Otakku bagian paling fisik yang aku tahu, mungkin karena otak ini telah bekerja terlalu lama dan berat sampai hal-hal terkecil sekalipun. Mungkin jiwaku telah marah karena aku menduakannya selama ini, dia minta sedikit kue cinta itu, dia ingin ketegangan, ketidakpastian, dan ketidakmungkinan. Dia ingin sesuatu yang tidak rasional, dia ingin aku sesekali menjadi naif dan berjalan dengan mata tertutup, katanya aku telah terlalu rasional hingga si raga marah dan menghentikan fungsinya beberapa waktu, si raga telah memberi waktu cuti bagiku seperti dekan yang menganjurkan cuti satu semester bagi mahasiswanya yang bermasalah dengan kehidupan kampus, dia menyuruhku berbuat salahlah dan jangan berpikir. Oh maaf sepertinya aku harus berhenti sampai disini karena aku harus memastikan untuk tertidur di peraduan malam ini.
Rabu, 02 Februari 2011

Masih tak lupa hari itu, hari pertama kali masuk SMA, udara panas, polusi udara, polusi suara, macet, dan rasisme mewarnai hari pertama itu. Dimulai dari pidato gak penting oleh kepseknya yang membuat bapakku tidak jadi membelikan handphone untukku, kenalan baru di kelas baru, dan serta tamparan baru buat kenakalan baru.

hari pertama, terlihat semuanya serba biasa saja dan yah membosankan seperti awalnya, aku adalah seorang Batak dan tinggal di lingkungan Karo yang punya pendapat yang berbeda tentang teman-teman baruku ini, jadi hal pertama dikepalaku tentang orang-orang yang bermata sipit dan putih adalah rasisme tanpa alasan. Langsung memberi rasa curiga yang tidak beralasan, mungkin karena envy atau sebagainya, mungkin bisa dibandingkan dengan anti-semitik. Sebagai seorang introvert aku dengan cepat menyambar bangku paling belakang dan paling sudut dan dengan segera aku tersudutkan oleh mereka, ada lima dari mereka yang kelihatannya saling kenal dan duduk mengelilingiku, ketika mereka mulai mengobrol seperti biasa aku langsung menaruh curiga atas obrolan mereka ketika mereka mulai berbicara satu sama lain aku tidak percaya dalam hati aku berkata hollyshit ternyata mereka berbicara dengan bahasa batak. Perasaan malu dan kaget bercampur, malu karena aku saja yang orang batak tidak bisa berbahasa batak pada saat itu, kaget karena baru pertama kali aku melihat seorang china memakai bahasa batak dengan sesama china juga. Merekalah yang akhirnya mengajari aku adat dan bahasa bangsaku sendiri. Lalu ada orang ini, orang yang kelihatannya china namun tidak dapat dengan lancar berbahasa hokkien, anaknya sangat energetik, dan sangat-sangat bersahabat seperti casper the friendly ghost, lalu setelahnya aku tahu kalau dia ternyata berdarah campuran jawa-chinese, pantas saja. Esoknya ada seseorang ini yang menjadi teman sebangkuku, pure chinese tidak bisa berbahasa batak seperti kelima orang tadi, awalnya susah dan aneh berteman dengan yang satu ini namun akhirnya dia juga teman sebangkuku, anaknya agak kepedean, yah bisa dikatakan sok keren, dari dia aku banyak belajar tentang budaya orang chinese dan juga bahasa tapi lebih banyak bahasa-bahasa kotornya dan sebagai gantinya aku juga mengajarkan dia budayaku dan bahasa sukuku, yah boleh dibilang itu semacam pertukaran budaya dan tak lupa kedua orang batak yang selalu menjadi teman pulang bareng. Dengan mereka dan dua yang lainnya, yang satu ketinggian yang satu lagi matanya sangat sipit aku menjalani tahun pertamaku yang penuh kejutan dan memori, seperti ditampar bareng, menjahilin cewek-cewek kelas, dihukum bareng, membenci manusia yang sama (petrus), nembak kantin bareng, jdui bareng, dan cabut bareng.

tahun kedua dan ketiga disana aku semakin dapat berbaur dengan keadaan itu, ada beberapa orang yang tetap bertahan dengan aku dalam satu kelas, dan ada teman-teman baru, ada seorang laki-laki yang suaranya sangat cempreng, sangat berisik yah tapi memang seperti itulah dia, ada sepasang kekasih yang aneh, yah sedikit memberi nuansa yang berbeda akan romansa SMA, tambahan lima orang batak tiga cewek dua cowok, serta yang lainnya, cewek primadona kelas yang selalu jadi pusat perhatian dan kroni-kroninya, cewek yang selalu dijadikan bahan tertawaan (maafkan kami), penjual makanan yang merangkap sebagai orang yang taat aturan, dan tentunya seorang wanita chinese yang mencuri hati sang adam hahai. Dua tahun bersama mereka membuatku mengerti arti setia kawan dan persahabatan, pelajaran tersebut dapat kuambil dari kejadian seperti, sama menyembunyikan hal yang dilarang disekolah (HP), perang kertas (aku tahu siapa ini provokatornya), juga karena kelas kami selalu dikatakan kelas yang bebal yang tidak tertib dan label negatif lainnya jadi ada semacam perasaan senasib akan hal itu.

terlihat melankolis mungkin tapi inilah coretanku .

Mungkin sekolah itu bukan sekolah impianku namun dari sana aku mendapatkan pelajaran, pelajaran berharga yang tidak ada dibuku tentang persahabatan, penghargaan, penghormatan, dan kesetiakawanan.

buat teman-temanku : ingat aku karena aku mengingat kalian

Gong Xi Fa Chai!

Minggu, 02 Januari 2011

Sebenarnya sih udah agak telat aku memposting ini, kalau tidak salah oktober 2010 yang lalu aku diberitahu kakakku mengenai album baru Lisa Ono yang Asia, siapa Lisa Ono? Lisa Ono adalah penyanyi pop jepang-brazil bossa nova, setidaknya itulah yang tertulis di Wikipedia tentang dia. Bicara mengenai musikalitas, Lisa Ono gak usah dipertanyakan lagi deh selesai mendengarkan album Asia, aku juga mendengarkan lagu-lagunya yang lain dari album yang berbeda-beda dan bisa aku katakan “mantap!”. Belum lagi fakta bahwa dia sudah berkarir aktif sejak tahun 1989, belum lagi dia telah menelurkan 35 buah album dan delapan diantaranya merupakan album kompilasi. Kembali ke lagu-lagunya di album Asia, di dalam album ini dia meremake lagu-lagu tradisional asia, terutama asia tenggara dan timur.

Track List :

1. When Will You Come Again (03:50)

2. Olu Pipala (04:15)

3. Saichon (04:36)

4. Dahil Sa Iyo (03:34)

5. Rasa Sayang (03:22)

6. Evening Primrose (04:29)

7. Arirang (03:44)

8. Vande Mataram (04:43)

9. Bengawan Solo (04:14)

10. Buuvein Duu (04:39)

Yang menarik adanya dua lagu Indonesia terselip di track-listnya yaitu bengawan solo (jawa) dan rasa saying (ambon). Yang paling menarik bagiku adalah betapa fasihnya dia berdialek Indonesia dalam menyanyikan kedua lagu tersebut. Dengan alunan bossa nova yang mendawai-dawai di lagu bengawan solo dan yang samba di lagu rasa saying, biarpun dia dengan penyanyi bossa nova namun lagu-lagu yang dibawakannya di album Asia ini tidak hilang sentuhan tradisional asianya yang mistis, tenang, joy, dan reflektif. Dan untuk kelanjutannya bagi anda pecinta musik jazz atau bossa nova dan sejenis anda mungkin menyukai Lisa Ono terutama album Asia-nya. Bauklah sampai disini tulisan ini berakhir, nikmati setiap alunan musiknya.